Menengok Senjata-senjata Rusia yang Diboyong ke Suriah - Pada operasi udara dan laut di Suriah, militer Rusia menggunakan sejumlah senjata untuk untuk menggempur sejumlah target termasuk dari rancangan terbaik desain Soviet hingga senjata terbaru Rusia yang canggih, yang kini diuji langsung di medan tempur. Dan berikut senjata-senjata yang dipamerkan oleh Rusia di medan perang Suriah.
1. KAPAL
Dalam waktu singkat, pasukan bersenjata Rusia telah mengirim 28 pesawat menggunakan kapal induk ke pelabuhan Tartus dan markas udara Hmemeem di Latakia: Nikolai Filchenkov, Novocherkassk, Minsk, dan Peresvet. Mereka semua melanjutkan tugas tempur di Mediterania bersama kapal Admiral Nevelsky, Alexander Shabalin, serta kapal penghancur Admiral Panteleev, dan kapal patroli Smetlivy.
Tiga kapal serang kilat dari Armada Laut Kaspia Rusia: Uglich, Svijazhsk, dan Veliky Ustyug, sukses meluncurkan rudal jelajah ke lokasi teroris dari Laut Kaspia. Kapal serang tersebut meluncurkan rudal jelajah Russian Tomahawk. Ini dapat disebut pembaptisan api untuk senjata berakurasi tinggi dan debut pertamanya dalam penggunaan jarak jauh, dengan jangkauan lebih dari 1.500 kilometer, yang membuat Rusia dapat melakukan operasi militer dari jarak jauh. Secara keseluruhan, terdapat lebih dari sepuluh kapal laut Rusia yang berpatroli di Laut Kaspia.
2. AVIASI DAN SENJATA PRESISI TINGGI
Rusia telah menampilkan sejumlah pesawat berbeda, dari pesawat pengebom Su-24M dan pesawat serang Su-25, hingga pesawat canggih terbaru, yaitu Su-34 . Secara keseluruhan, terdapat 28 pesawat militer, belum termasuk dua pesawat transportasi An-124.
Su-24M merupakan salah satu pesawat tempur Rusia yang paling terkenal dan diadopsi di Uni Soviet pada 1975. Ia masih digunakan oleh tentara Rusia dan banyak negara lain. Terdapat 12 pesawat Su-24M yang beroperasi di Suriah. Jumlah pesawat tempur Su-25 yang sama juga dikirim ke Suriah. Empat pesawat tempur Su-30 yang lebih modern juga melancarkan misi di negara tersebut. Ia merupakan pesawat tempur generasi ke-4+ dan mampu menghancurkan perangkat berbasis darat di malam hari, saat cuaca buruk, serta melakukan pengintaian.
Pesawat tempur-pengebom taktis terbaru Rusia ialah Su-34, yang melakukan debutnya dalam konflik Suriah. Menurut Kementerian Pertahanan Rusia, Su-34 di Suriah dilengkapi dengan sistem komunikasi terintegrasi TKS-2M untuk “operasi jaringan terpusat”. Sistem baru memungkinkan pertukaran koordinat target antara pesawat tanpa bantuan pos komando yang berbasis di darat. Dengan menggunakan perangkat tersebut, pesawat pengebom Su-34 dapat menyediakan informasi untuk kelompok penyerang koordinat target menggunakan peta elektronik yang dihasilkan bagi kru pesawat lain, tanpa melibatkan pos komando darat. Dengan demikian, semua pesawat dalam kelompok ‘mengetahui’ koordinat target, bahkan jika hanya satu pesawat yang menemukan lokasi tersebut. Sistem ini membuat operasi udara lebih tersembunyi, karena hanya satu pesawat dalam kelompok yang perlu menyalakan radar untuk melacak target.
Selain pesawat, Rusia juga mengerahkan helikopter, dari helikopter Mi-17 untuk transportasi dan senjata elektromagnetik, hingga helikopter serang Mi-24, yang pernah dipakai di Afganistan dengan hasil yang memuaskan. Secara keseluruhan, terdapat 15 helikopter Rusia di Suriah.
Rusia menggunakan senjata berakurasi tinggi dalam menyerang wilayah Suriah. Pesawat-pesawat tersebut dilengkapi bom KAB-250 dan KAB-500, yang setelah dijatuhkan dari pesawat kemudian dipandu oleh satelit militer. Radius deviasi dari target tak lebih dari lima meter. Selain itu, di Aleppo Rusia juga menggunakan misil jelajah antitank RBK-500-SPBE.
3. SENJATA ELEKTROMAGNETIK
Rusia juga diketahui menempatkan sistem senjata elektronik Krasukha-4 di Suriah, untuk menekan radar pesawat dan drone tempur. Ia mampu melindungi objek dari deteksi radar dalam jarak 150-300 kilometer, serta menekan pesawat AWACS dan perangkat senjata elektronik musuh. Sistem Krasukha-4 diadopsi sejak 2012, dan mulai beroperasi sejak 2013. Di laut, Vasily Tatischev dari Armada Baltik melakukan tugas intelijen.
Sumber: RBTH