Rusia dilaporkan akan mulai mengirimkan gelombang pertama sistem pertahanan udara S-300 yang dipesan oleh Iran dalam beberapa hari ke depan. Kesepakatan pembelian S-300 antara Rusia dan Iran tercapai pada akhir tahun lalu.
"Saya tidak tahu apakah hari ini atau bukan, tapi itu (S-300) akan segera dimuat untuk dikirimkan ke Iran," kata seorang pejabat Kementerian Luar Negeri Rusia, Zamir Kabulovn, seperti dilansir Al Arabiya pada Selasa (5/4).
Pengiriman S-300 ke Iran sejatinya sudah beberapa kali mengalami penundaan. Pada awalnya, gelombang pertama S-300 akan dikirimkan pada akhir 2015 lalu. Namun, karena satu dan lain hal, pengiriman dijadwalkan ulang ke Januari 2016.
Tapi, tanpa diketahui, pengiriman pada Januari kembali tak kunjung terwujud, sebelumnya akhirnya Kabulov mengumumkan bahwa salah satu sistem pertahanan udara tercanggih di dunia itu akan dikirim dalam waktu dekat.
S-300 yang dikirim Rusia ke Iran sendiri adalah varian baru dari rudal S-300, yakni S-300V4. Sistem rudal tersebut disebut-sebut dua kali lebih efektif ketimbang varian S-300 standar. Seri terbaru S-300 ini mampu menembak jatuh rudal balistik medium-range ballistic missiles (MRBM) dari jarak 2.500 km.
Sejumlah negara sempat khawatir mengenai kesepakatan pembelian S-300 tersebut, termasuk Israel. Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dilaporkan telah mendesak Presiden Rusia Vladimir Putin untuk mencegah penjualan sistem rudal pertahanan udara S-300 sejak 2013.
Namun, di tengah desakan Netanyahu, Putin justru secara resmi mencabut larangan penjualan S-300 ke Iran.