Helikopter Super Puma untuk VVIP akan diganti dengan jenis dan merk terbaru karena sudah usang. Peremajaan helikopter kepresidenan itu sudah diusulkan sejak lama dan pengadaannya masuk dalam rencana strategis (renstra) ke-II TNI AU tahun 2015-2019.
"Jadi perlu diluruskan. TNI AU bukan akan membeli heli untuk presiden. TNI AU akan membeli heli VVIP untuk mengganti Super Puma yang usianya sudah tua," ungkap Kadispen TNI AU Marsma Dwi Badarmanto saat dikonfirmasi detikcom, Senin (23/10/2015).
Baca juga : Presiden Turki Peringatkan Rusia untuk Tidak Bermain dengan Api
Dalam renstra, pilihan TNI AU untuk mengganti Super Puma yang diproduksi tahun 1980 itu jatuh pada Agusta Westland AW-101. Heli tersebut tidak spesifik diperuntukkan bagi Presiden Joko Widodo namun juga bagi pejabat VVIP termasuk wakil presiden dan tamu kenegaraan.
Baca juga : Rusia Vs Turki Memanas, Inilah Perbandingan Kekuatan Militer Kedua Negara
"Jadi bukan hanya untuk presiden. Diganti juga karena usia Super Puma sudah 25 tahun. Dan ini sudah masuk dalam resntra sebelumnya," kata Dwi.
Alasan TNI AU memilih Agusta Westland AW-101 adalah karena heli tersebut dinilai yang paling mumpuni untuk menunjang kepentingan VVIP. Heli jenis ini memang memiliki standar pengamanan modern yang mampu mengangkut 13 penumpang.
Baca juga : Inilah 5 Pesawat Tempur Andalan Negara Cina
"Kita sudah lakukan semua kajian dan dipilih Agusta. Ada beberapa kelebihan, dia punya baling-baling 3, nyaman dan aman, punya perahu karet. Intinya dapat memberi keamanan bagi VVIP," jelasnya.
Heli yang akan dibeli TNI AU ini disebut Dwi juga anti peluru. Selain itu heli baru untuk VVIP tersebut juga dilengkapi dengan bantalan udara yang dapat mengembang seperti air kantong udara jika terjadi benturan.
Baca juga : Jet Tempur Cina Lakukan Manuver Dekat Perairan Jepang
AW-101 dipilih juga karena dapat dipasangi pelampung sehingga heli dapat mendarat dan mengapung di perairan dalam keadaan darurat. Plat-plat baja tahan peluru pada heli Agusta ini juga bisa dipasangkan pada helikopter lain sesuai keperluan.
"Ya heli ini anti peluru, kan untuk VVIP kita cari yang paling aman dan nyaman. Keselamatan harus terjamin," tutur Dwi.
Baca juga : 3 Pesawat Jet Pembom Andalan Rusia dan Amerika
Kadispenau juga memastikan bahwa dalam pembelian heli kepresidanan baru tersebut, dana bukan berasal dari Sekretariat Negara (Setneg). Untuk pengadaan sendiri akan dilakukan secara bertahap.
"Dana tidak menggunakan dari setneg, karena kan TNI AU yang mau beli. Rencana beli beberapa untuk 1 skadron. Tahun 2016 satu dulu, tahun depannya lagi 2 unit, dan berikutnya disesuaikan dengan kemampuan pemerintah," terang Dwi.
Baca juga : Lagi : Setelah Jet Su-24 Ditembak Jatuh Militer Turki, Rusia Bombardir Perbatasan Turki
Hal senada juga disampaikan oleh Sekretaris Militer Presiden (Sesmilpres) Marsdya Hadi Tjahjanto. Ia memastikan dana untuk memberi heli baru bukan berasal dari Setneg.
"Bisa dilihat dalam renstra (TNI AU)," jawab Hadi ketika dikonfirmasi melalui pesan singkat, Senin (23/11).
Mengenai pengadaan helikopter baru bagi VVIP ini juga sudah disampaikan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo saat rapat kerja dengan Komisi I DPR bulan Oktober lalu. Dalam rapat itu Gatot menyebut presiden dan wapres memerlukan helikopter baru dalam rangka penunjangan keamanan dan keselamatan.
Berdasarkan informasi, helikopter AW-101 rencananya akan ditempatkan di Skuadron 45 yang mengoperasikan 5 helikopter Super Puma dengan homebase di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta. Meski nantinya pesawat Agusta sudah dibeli, Super Puma masih akan tetap dioperasikan.
Peremajaan helikopter ini sendiri sejalan dengan pengadaan alutsista baru dari 2 matra lainnya. Yakni seperti heli serbu AH-64 Apache untuk TNI AD dan helikopter anti kapal selam untuk TNI AL.
Source : http://news.detik.com/
Baca juga : Presiden Turki Peringatkan Rusia untuk Tidak Bermain dengan Api
Dalam renstra, pilihan TNI AU untuk mengganti Super Puma yang diproduksi tahun 1980 itu jatuh pada Agusta Westland AW-101. Heli tersebut tidak spesifik diperuntukkan bagi Presiden Joko Widodo namun juga bagi pejabat VVIP termasuk wakil presiden dan tamu kenegaraan.
Baca juga : Rusia Vs Turki Memanas, Inilah Perbandingan Kekuatan Militer Kedua Negara
"Jadi bukan hanya untuk presiden. Diganti juga karena usia Super Puma sudah 25 tahun. Dan ini sudah masuk dalam resntra sebelumnya," kata Dwi.
Alasan TNI AU memilih Agusta Westland AW-101 adalah karena heli tersebut dinilai yang paling mumpuni untuk menunjang kepentingan VVIP. Heli jenis ini memang memiliki standar pengamanan modern yang mampu mengangkut 13 penumpang.
Baca juga : Inilah 5 Pesawat Tempur Andalan Negara Cina
"Kita sudah lakukan semua kajian dan dipilih Agusta. Ada beberapa kelebihan, dia punya baling-baling 3, nyaman dan aman, punya perahu karet. Intinya dapat memberi keamanan bagi VVIP," jelasnya.
Heli yang akan dibeli TNI AU ini disebut Dwi juga anti peluru. Selain itu heli baru untuk VVIP tersebut juga dilengkapi dengan bantalan udara yang dapat mengembang seperti air kantong udara jika terjadi benturan.
Baca juga : Jet Tempur Cina Lakukan Manuver Dekat Perairan Jepang
AW-101 dipilih juga karena dapat dipasangi pelampung sehingga heli dapat mendarat dan mengapung di perairan dalam keadaan darurat. Plat-plat baja tahan peluru pada heli Agusta ini juga bisa dipasangkan pada helikopter lain sesuai keperluan.
"Ya heli ini anti peluru, kan untuk VVIP kita cari yang paling aman dan nyaman. Keselamatan harus terjamin," tutur Dwi.
Baca juga : 3 Pesawat Jet Pembom Andalan Rusia dan Amerika
Kadispenau juga memastikan bahwa dalam pembelian heli kepresidanan baru tersebut, dana bukan berasal dari Sekretariat Negara (Setneg). Untuk pengadaan sendiri akan dilakukan secara bertahap.
"Dana tidak menggunakan dari setneg, karena kan TNI AU yang mau beli. Rencana beli beberapa untuk 1 skadron. Tahun 2016 satu dulu, tahun depannya lagi 2 unit, dan berikutnya disesuaikan dengan kemampuan pemerintah," terang Dwi.
Baca juga : Lagi : Setelah Jet Su-24 Ditembak Jatuh Militer Turki, Rusia Bombardir Perbatasan Turki
Hal senada juga disampaikan oleh Sekretaris Militer Presiden (Sesmilpres) Marsdya Hadi Tjahjanto. Ia memastikan dana untuk memberi heli baru bukan berasal dari Setneg.
"Bisa dilihat dalam renstra (TNI AU)," jawab Hadi ketika dikonfirmasi melalui pesan singkat, Senin (23/11).
Mengenai pengadaan helikopter baru bagi VVIP ini juga sudah disampaikan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo saat rapat kerja dengan Komisi I DPR bulan Oktober lalu. Dalam rapat itu Gatot menyebut presiden dan wapres memerlukan helikopter baru dalam rangka penunjangan keamanan dan keselamatan.
Berdasarkan informasi, helikopter AW-101 rencananya akan ditempatkan di Skuadron 45 yang mengoperasikan 5 helikopter Super Puma dengan homebase di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta. Meski nantinya pesawat Agusta sudah dibeli, Super Puma masih akan tetap dioperasikan.
Peremajaan helikopter ini sendiri sejalan dengan pengadaan alutsista baru dari 2 matra lainnya. Yakni seperti heli serbu AH-64 Apache untuk TNI AD dan helikopter anti kapal selam untuk TNI AL.
Source : http://news.detik.com/