Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan (Korsel) dikabarkan sedang membahas mengenai pengiriman senjata strategis tambahan ke Korsel. Pengiriman senjata ini merupakan respon atas uji coba bom hidrogen yang dilakukan Korea Utara (Korut) pekan lalu.
Namun, baik AS dan Korsel sampai saat ini masih enggan memberikan rincian senjata apa yang akan dikirimkan. Pihak Kementerian Luar Negeri Korsel hanya menyatakan bahwa semuanya masih didiskusikan.
"AS dan Korsel tengah terlibat dalam diskusi erat mengenai penyebaran tambahan aset strategis," kata juru bicara Kemlu Korsel, Kim Min-seok, seperti dilansir Reuters pada Senin (11/1).
AS sebelumnya sudah mengirimkan bomber B-52 ke negara gingseng tersebut. Dalam diskusi dengan Korsel, AS dikabarkan berencana untuk mengirimkan kapal selam bertenaga nuklir dan juga satu skuadron F-22 ke Korsel.
Sementara itu, tentara AS yang ditempatkan di Korsel sendiri saat ini tengah dalam posisi siaga tertinggi sepanjang sejarah, setelah Korut mengklaim berhasil menguji coba miniatur senjata nuklir jenis bom hidrogen. Kesiagaan militer AS di Korsel itu sesuai perintah Curtis Scaparrotti, Kepala Pengerahan Militer AS di Korsel yang berkunjung ke pangkalan udara Osan. (sindonews)
Namun, baik AS dan Korsel sampai saat ini masih enggan memberikan rincian senjata apa yang akan dikirimkan. Pihak Kementerian Luar Negeri Korsel hanya menyatakan bahwa semuanya masih didiskusikan.
"AS dan Korsel tengah terlibat dalam diskusi erat mengenai penyebaran tambahan aset strategis," kata juru bicara Kemlu Korsel, Kim Min-seok, seperti dilansir Reuters pada Senin (11/1).
Sementara itu, tentara AS yang ditempatkan di Korsel sendiri saat ini tengah dalam posisi siaga tertinggi sepanjang sejarah, setelah Korut mengklaim berhasil menguji coba miniatur senjata nuklir jenis bom hidrogen. Kesiagaan militer AS di Korsel itu sesuai perintah Curtis Scaparrotti, Kepala Pengerahan Militer AS di Korsel yang berkunjung ke pangkalan udara Osan. (sindonews)