Menteri Pertahanan Korea Selatan (Korsel) Han Min-goo telahmemerintahkan militer untuk menyiagakan rudal agar bisa membalas provokasi Korea Utara (Korut) secara cepat.
”Jika musuh memprovokasi, balas cepat dan akurat tanpa ragu-ragu,” kata Han seperti dikutip kantor berita Yonhap, Senin (11/1/2016).
Kedua Korea pernah di ambang perang pada akhir Agustus 2015 lalu ketika terjadi aksi saling menembakkan artileri di sepanjang Zona Demiliterisasi. Rezim Pyongyang yang dipimpin Kim Jong-un menyatakan negara dalam kondisi “semi-perang”. Namun, kedua Korea batal perang setelah terjadi kesepakatan dalam serangakaian pembicaraan.
Kini, kedua Korea kembali berseteru setelah Korut mengklaim berhasil menguji coba miniatur senjata nuklir jenis bom hidrogen yang memicu gempa 5,1 skala richter (SR) di Korut. Rezim Kim Jong-un bangga dengan militernya yang menegaskan bahwa Korut menjadi negara nuklir kuat.
Namun, klaim Korut itu dianggap bualan semata oleh Korsel dan Amerika Serikat (AS). Kedua negara yang jadi musuh rezim Kim Jong-un itu tidak percaya jika Korut mampu membuat bom yang mengerikan bagi keamanan dunia tersebut. Para ahli juga meragukan klaim Korut.
Setelah mengklaim berhasil menguji coba miniatur bom hidrogen, pekan lalu Korut mengklaim berhasil menguji tembak rudal balistik dari kapal selam. Klaim itu disertai dengan video yang disiarkan televisi Korut. Namun, lagi-lagi Korsel tidak percaya jika musuhnya mampu menguji coba rudal balistik dari kapal selam.
Situasi di Semenanjung Korea semakin memanas setelah AS mengirim pesawat pengebom B-52 ke Korsel. Manuver pesawat AS yang bisa membawa bom nuklir itu untuk merespos klaim uji coba bom hidrogen oleh Korut.
”Jika musuh memprovokasi, balas cepat dan akurat tanpa ragu-ragu,” kata Han seperti dikutip kantor berita Yonhap, Senin (11/1/2016).
Kedua Korea pernah di ambang perang pada akhir Agustus 2015 lalu ketika terjadi aksi saling menembakkan artileri di sepanjang Zona Demiliterisasi. Rezim Pyongyang yang dipimpin Kim Jong-un menyatakan negara dalam kondisi “semi-perang”. Namun, kedua Korea batal perang setelah terjadi kesepakatan dalam serangakaian pembicaraan.
Kini, kedua Korea kembali berseteru setelah Korut mengklaim berhasil menguji coba miniatur senjata nuklir jenis bom hidrogen yang memicu gempa 5,1 skala richter (SR) di Korut. Rezim Kim Jong-un bangga dengan militernya yang menegaskan bahwa Korut menjadi negara nuklir kuat.
Namun, klaim Korut itu dianggap bualan semata oleh Korsel dan Amerika Serikat (AS). Kedua negara yang jadi musuh rezim Kim Jong-un itu tidak percaya jika Korut mampu membuat bom yang mengerikan bagi keamanan dunia tersebut. Para ahli juga meragukan klaim Korut.
Setelah mengklaim berhasil menguji coba miniatur bom hidrogen, pekan lalu Korut mengklaim berhasil menguji tembak rudal balistik dari kapal selam. Klaim itu disertai dengan video yang disiarkan televisi Korut. Namun, lagi-lagi Korsel tidak percaya jika musuhnya mampu menguji coba rudal balistik dari kapal selam.