China dilaporkan telah melakukan uji coba terbaru rudal balistik antar benua miliknya, Dongfeng-41 (DF-41). Rudal ini merupakan rudal balistik dengan jarak tempuh terpanjang di dunia.
Rudal balistik Dongfeng-41 adalah rudal balistik interkontinental berbahan bakar padat road-mobile yang dapat menembakkan 6 sampai 10 hulu ledak nuklir terhadap sebuah target pada jarak lebih dari 10 ribu kilometer.
Menurut situs berita Washington Free Beacon, yang dikutip Sputnik Rabu (20/4/2016), uji coba itu dilakukan bertepatan dengan kunjungan Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Ashton Carter ke kapal induk USS Stennis yang sedang berlayar di Laut China Selatan.
Menurut seorang sumber di Pentagon, uji coba rudal balistik yang dilakukan oleh China itu terdeteksi oleh sistem satelit pelacak milik AS. Namun, sumber tersebut tidak menyebutkan lokasi uji coba itu dilakukan.
Informasi tentang pengembangan generasi ketiga rudal balistik baru China pertama kali muncul di media pada bulan Juli 2014. Ketika itu, AS menerbitkan sebuah laporan tentang "Tren Militer dan Keamanan Lingkungan."
Laporan itu mengatakan bahwa China telah meningkatkan tingkat persenjataan dan mengintensifkan pelatihan militer, yang dipandang sebagai ancaman oleh Washington.
Rudal balistik Dongfeng-41 adalah rudal balistik interkontinental berbahan bakar padat road-mobile yang dapat menembakkan 6 sampai 10 hulu ledak nuklir terhadap sebuah target pada jarak lebih dari 10 ribu kilometer.
Menurut situs berita Washington Free Beacon, yang dikutip Sputnik Rabu (20/4/2016), uji coba itu dilakukan bertepatan dengan kunjungan Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Ashton Carter ke kapal induk USS Stennis yang sedang berlayar di Laut China Selatan.
Informasi tentang pengembangan generasi ketiga rudal balistik baru China pertama kali muncul di media pada bulan Juli 2014. Ketika itu, AS menerbitkan sebuah laporan tentang "Tren Militer dan Keamanan Lingkungan."
Laporan itu mengatakan bahwa China telah meningkatkan tingkat persenjataan dan mengintensifkan pelatihan militer, yang dipandang sebagai ancaman oleh Washington.